PublikaNTB.com | Mataram - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) tengah mempertajam rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025 – 2045 termasuk di bidang pendidikan.
PLT Direktorat Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Didik Darmanto saat forum konsultasi publik rancangan awal RPJPN 2025-2045 di Mataram, Senin (19/6/2023) mengatakan, salah satu sasaran Indonesia emas 2045 adalah meningkatnya daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) melalui transformasi di bidang pendidikan dengan pendidikan berkualitas yang merata.
"Bila kita bicara tentang pendidikan berkualitas yang merata maka dapat kita sampaikan bahwa pendidikan kita masih menghadapai berbagai tantangan", ujarnya.
Baca Juga: Tumbuhkan Semangat Baru dengan Kegiatan Class Meeting PPS Wustho Al-Masyhudien NW Kawo
Tantangan tersebut, lanjutnya, adalah isu strategis karena bukan hanya masalah kualitas pendidikan yang masih rendah. Namun persoalan yang paling mendasar yakni akses dan partisipasi pendidikan.
Jika dilihat dari data yang ada, selama 17 tahun pembangunan pendidikan yang telah dilakukan, rata-rata lama sekolah hanya meningkat 1,78 tahun. Begitu pula dengan kesenjangan partisipasi pendidikan juga masih terjadi, baik itu kesenjangan antar wilayah maupun kesenjangan tentang status sosial ekonomi.
"Tapi kesenjangan itu terus mengalami perbaikan dari waktu ke waktu", katanya.
Sementara terkait dengan kualitas pendidikan, salah satu indikator yang dilihat adalah studi Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bawa sebagian besar siswa di bawah kompetensi standar minimal.
Baca Juga: Sambut Kedatangan Ganjar Pranowo, Ribuan Pendukung Merahi Lapangan Nasional Selong
Pemerintah, lanjutnya, menghadapi berbagai tantangan, seperti kualitas dan kuantitas guru. Sejauh ini distribusi guru belum merata dan kurang dari 50 persen guru yang sudah sertifikasi meski menyandang gelar sarjana pendidikan.
Selain itu, masih banyak sekolah yang belum memiliki layanan seluler 4G. Dengan tidak ada layanan ini, menyebabkan siswa kesulitan mengakses layanan belajar mengajar yang berbasis digital. Kondisi terparah adalah saat pandemi Covid-19 melanda. Banyak siswa yang yang mengalami learning loss karena proses belajar mengajar dilakukan melalui online. Tapi banyak siswa yang tidak bisa mengaksesnya karena tidak adanya jaringan internet.
"Data saat ini, masih ada sekitar 3.600 sekolah yang belum teraliri listrik. Dan 27 ribu sekolah belum tersambung internet. Bila ingin kembangan inovasi teknologi pendidikan ini harus diatasi", tandasnya.
Dia mengatakan, dengan adanya sejumlah isu strategis tersebut, pembangunan pembangunan pendidikan tahun 2045 bercita-cita untuk wujudkan SDM yang unggul, berdaya saing dan sejahtera. Dengan indikator di antaranya rata-rata nilai PISA ditargetkan naik. Di mana, membaca naik menjadi 485 persen, matematika menjadi 490 persen dan sains 487 persen. Kemudian rata-rata lama sekolah penduduk 15 tahun menjadi 12 tahun dan harapan lama sekolah menjadi 14,81.
Artikel Terkait
Lagu Andhika Bhayangkari, Lagu Wajib Nasional yang Dinyanyikan Saat Upacara Hari Kemerdekaan Indonesia
Membanggakan! MAN IC Lombok Timur Kembali Toreh Rekor Sebagai TOP 10 Madrasah Terbaik Nasional
Profil TGB, Tokoh Nasional dari Timur
Refleksi Hari Pahlawan Nasional, Irnama Gelar Dialog Milenial Sebagai Pahlawan Masa Depan
Sosialisasi Pembangunan SPAM Selatan, Sekda Harapkan Kerjasama dan Dukungan Masyarakat